Posted in AMEMOAR, Amenulis, blogger, cerita, eNPe

Budi dan Ibu Budi

Harap tenang, Budi dan ibunya sedang melihat ramainya jalanan di lokasi Car Free Day. ⁣
“Kebersamaan keluarga, teman-teman dan sanak saudara semakin terlihat akrab saat berolahraga”, komentar Budi.⁣

“Tidak hanya olahraga yang bisa menambah ke akraban, tuh lihat ramai dan seru juga mereka makan di sebelah lokasi CFD. Pilihan makanannya banyak, makanan pokok, sayuran, lauk pauk dan buah-buahan.” tanggapan ibunya Budi.⁣

Budi hanya terdiam melihat semua keseruan mereka yang berolahraga dan makan bersama.⁣

Mereka terus melanjutkan perjalanan dan melihat kucing di jalan. Seekor induk kucing baru melahirkan empat anaknya yang mungil. Anak kucing berkumpul didekat induknya untuk menyusui. ⁣

Budi menatap wajah ibunya. Diam membisu.⁣

“Kenapa kau menatap ibumu seperti itu, Budi?”, tanya ibunya keheranan.⁣

“Aku merasa sedih melihat kebersamaan keluarga di CFD dan kucing td, Bu.”⁣

“Apa sebabnya?”, tanya ibunya.⁣

“Dahulu ketika Aku masih kecil, Aku bersama baby sitter dan diberi susu formula. Tidak ada kehangatan peluk kasih sayang saat menyusui seperti induk kucing dan anaknya tadi, hiks.. Saat anak-anak hingga remaja aku makan sendiri atau nongkrong di cafe bersama teman-teman.”, keluh Budi mengingat masa lalunya.⁣

“Maafkan ibu, nak. Ibu salah karena terlalu sibuk bisnis, mencari uang untuk kita. ⁣

“Bagaimana jika kita temui Doraemon untuk pinjam pintu ajaib agar kembali ke masa lalu, kita hidup penuh kasih sayang dan makan makanan bergizi tanpa narkoba.”⁣

Kedua arwah gentayangan yang baru meninggal pada kecelakaan mobil karena Udin sedang mabuk narkoba. Udin dan ibunya berharap bisa hidup saat tiba di Bumi lagi.⁣

Semoga bermanfaat 😊⁣

📷 kemenkes

3 thoughts on “Budi dan Ibu Budi

Leave a comment