Posted in AMEMOAR, Amenulis, baca buku, belajar

Dapat Ilmu Menulis Setelah Membaca Ganti Hati

Minggu ini saya membaca dua kali buku Ganti Hati yang ditulis Pak Dahlan Iskan. Saya sangat menikmati gaya penulisan beliau. Bahasanya santai, namun berkualitas. Diselingi lelucon n kutipan2 dari berbagai sumber. Wajar saja karena beliau wartawan senior.

Telah membaca dua kali buku tiga ratus dua puluh delapan halaman pun tak terasa, sehingga saya skrg membaca utk ketiga kalinya. Di buku tersebut beliau menceritakan bagaimana penyakit liver, sirosis yang dialaminya. Dan begitu padatnya kegiatan beliau. Lalu proses menjalani kehidupan dengan penyakit *yang terlanjur parah* sampai memutuskan untuk operasi ganti hati.

Dalam buku tersebut ada bagian yang sangat saya kagumi yaitu halaman 147. Halaman yang menceritakan niat beliau untuk mengatasi krisis listrik di Pontianak dengan membangun PLTU. Bayangkan saja, beliau masih sempat untuk memikirkan nasib jelek KalBar. Trus kemana pihak2 berwenang *masih sehat* yang seharusnya bisa mengurusi perbaikan krisis listrik di Pontianak? Apa gak malu dengan Pak Dahlan *sakit*? Ato mereka perlu sakit seperti Pak Dahlan dulu baru bisa memperbaiki krisis listrik di Pontianak?!? Sampai tulisan ini di terbitkan, nasib jelek listrik KalBar masih terjadi. Hiks….

Kembali ke tulisan awal. Jadi, ilmu menulis yang saya dapat dari tulisan Ganti Hati adalah :

1. Deskripsi. Menurut Pak Dahlan, sebuah tulisan yang deskripsinya kuat bisa membawa pembaca seolah-olah merasakan sendiri kejadian itu. Deskripsi yang kuat bahkan bisa menghidupkan imajinasi pembaca. Imajinasi pembaca kadang lebih hidup daripada sebuah foto.

2. Menulis kalimatnya pendek2. Karena kalimat yang pendek akan membuat tulisan menjadi lincah. Kalimat2 yang panjang membuat dada pembaca sesak.

Terima kasih, Pak Dahlan. Buku Ganti Hati sangat luar biasa!

10 thoughts on “Dapat Ilmu Menulis Setelah Membaca Ganti Hati

  1. Sering melihat tapi tak begitu merespon soal Buku Pak Iskan itu. Jadi pingin baca nih, Ta, Boleh pinjem nggak? 😀

    boleh, datang ke rumah lah 😀

  2. Negara udah berpuluh tahun merdeka, tapi soal listrik msh jadi momok yang memuakkan. tadi malam listrik di tempat freddy mati, satu server hang gara-gara mati lampu itu. PLN sial !!

    Huehuehehee…tempat ita kena giliran mati siang-sore 😦

  3. 😀 …
    mba’ ada tips untuk cari ide menulis..?
    Biar nda’ meramput-meramput kayak blog saya..
    😀

    huehuehee ita juga isi blog seadanya :mrgreen:
    dulu pernah posting ini “https://nuritaputranti.wordpress.com/2007/11/03/menjadi-seorang-penulis/” (tanpa tanda kutip) ,silahkan baca n berbagi 😀

  4. dah selesai ke bacanye?mau minjam kemarin tapi takut ita belom selesai bacenye…tau nya udah nak katam 3x malah… 😛

    huehuehehee..udah selesai, bang. tapi abang telat bilang pinjam karena mau dipinjam Indra (kentanks) dulu jadi antriii 😛

  5. Terkadang saya tidak mengerti deh…. kenapa listrik di KalBar dibiarkan merana dan tidak ada yang mengurusi, padahal sebenarnya mereka sadar dong kalau listrik yang selalu byar-pet ini sedikit banyak memalukan nama daerahnya. Moso abad ke-21 masih byar-pet listriknya. Percuma Internet merebak di seluruh kota kalau listriknya nyala mati melulu. 😦

    PLN = Perusahaan Lilin Negara, sekarang PLN jualan lilin, mangkannya sengaja listriknya dimatikan supaya lilinnya laku! :mrgreen:

    Gak tau lah gimana maunya para pejabat berwenang. Sampe kapan mau jualan lilin mlulu? :mrgreen:

  6. Ya… saya sudah mengikuti serialnya do koran Lombok Pos yang merupkan anak dari Jawa Pos. Seru memang. Pak Iskan menjawab semua pertanyaan dengan cerdas. Saya pengen sekali beli bukunya.

    Buruan beli, seru banget isinya 😀

  7. saya agak terlambat membacanya
    meski demikian masih asyik menarik dan mengalir untuk memberi inspirasi

    Gak masalah terlambat, mas 😀 yang penting kita bisa mengambil pelajaran dari buku tersebut 🙂

Leave a comment